Kadis Kominfo Ikuti Bimtek Penyelenggaraan KLA Tahun 2023

Kadis Kominfo Ikuti Bimtek Penyelenggaraan KLA Tahun 2023

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Yusron Lutfi S.H.,M.M., menhadiri Bimbingan Tekniks Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak (KLA) Tahun 2023 secara hybrid, Selasa (17/01/2023) yang juga diikuti oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait secara hybrid di ruang kerja masing-masing.

Dalam Bimtek yang diselenggarakan oleh Kementerian PPPA RI tersebut, Plt. Deputi Bidang Pembenuhan Hak Anak, Rini Handayani menyampaikan bahwa melaksanakan kebijakan perlindungan anak, Pemerintah mendorong semua Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan perlindungan anak melalui KLA sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 21 ayat 4 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014. KLA merupakan sebuah sistem, maka dalam penyelenggaraannya melibatkan banyak pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, media, perguruan tinggi, termasuk anak.

Rini menjelaskan, indikator penyelenggaraan KLA melalui Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA/KRPPA) lebih menjabarkan upaya pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak di Desa/Kelurahan, seperti hal Adanya pengorganisasian anak, Adanya Profil Anak terpilah, Adanya Peraturan Desa terkait DRPPA yang berisi Indikator KLA sesuai kewenangan Desa/Kelurahan, Tersedianya pembiayaan dari keuangan Desa/Kelurahan dan pendayagunaan aset Desa/Kelurahan untuk perlindungan anak, Keterwakilan anak (keterlibatan anak dalam perencanaan pembangunan Desa/Kelurahan, Adanya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) anak, Semua anak mendapatkan pengasuhan berbasis hak anak (ada yang mengasuh, mendapatkan akta kelahiran, kartu identitas anak, dan informasi layak anak; tidak ada anak gizi buruk dan stunting, semua anak mendapatkan hak atas pendidikan, semua anak mendapatkan hak bermain), Tidak ada kekerasan terhadap anak dan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang, Tidak ada pekerja anak, dan Tidak ada anak yang menikah di bawah usia 18 tahun. 

 

Kemudian Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendesa  PDTT, Sugito sepakat bahwa penyelenggaraan kebijakan perlindungan anak di tingkat desa tidak bisa dipisahkan dengan DRPPA. Lebih lanjut, menurut Sugito diperlukan petunjuk teknis yang aplikatif dan mudah dipahami serta disesuaikan dengan keragaman desa di Indonesia dalam rangka implementasi penyelenggaraan KLA di tingkat desa/kelurahan.

“Kami mengapresiasi KemenPPPA dan WVI yang telah menginisiasi penyusunan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan KLA di Tingkat Desa/Kelurahan. Kami harapkan juknis ini menjadi panduan bagi Pemerintah Desa, kelurahan, kecamatan, Pemerintah Kota/Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Kementerian/Lembaga, NGO, perguruan tinggi, swasta, serta stakeholder lainnya dalam pelaksanaan fasilitasi program perlindungan anak di desa, utamanya untuk mendorong terwujudkan KLA,” tutur Sugito.

Dalam kesempatan yang sama, National Director Wahana Visi Indonesia, Angelina Theodora menerangkan, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kabupaten/Kota Layak Anak di Desa/Kelurahan yang telah diluncurkan merupakan alat untuk melengkapi kemampuan perangkat desa/kelurahan, kader, pendamping, dan fasilitator KLA dalam perwujudan Desa/Kelurahan Layak Anak.

 

“KLA merupakan wujud kontribusi Indonesia bagi komunitas global dalam mendukung gerakan Dunia Layak Anak. KLA juga berkontribusi langsung kepada pencapaian pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Keberhasilan desa/kelurahan menjadi Desa/Kelurahan Layak Anak merupakan dasar suksesnya KLA,” pungkas Angel.

 

Penulis  : Fhajar Gunando Marga, S.Kom

Editor : Fitria Wulandari

Sumber : Kemen PPPA RI

Dipost Oleh Super Administrator

No matter how exciting or significant a person's life is, a poorly written biography will make it seem like a snore. On the other hand, a good biographer can draw insight from an ordinary life-because they recognize that even the most exciting life is an ordinary life! After all, a biography isn't supposed to be a collection of facts assembled in chronological order; it's the biographer's interpretation of how that life was different and important.

Post Terkait

Tinggalkan Komentar